Pernah mendapat telepon tak dikenal dan meminta nomer kartu kredit Anda untuk tujuan tertentu? Atau Anda diminta memasukkan nomer kartu kredit pada toko online padahal Anda tak merasa melakukan pembelanjaan? Itu adalah sedikit kasus dari penipuan kartu kredit yang terdapat di Indonesia.
Di zaman teknologi yang semakin maju dan berkembang, penipuan seperti itu marak terjadi. Tujuannya mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dari nasabah. Untuk mengetahui seperti apa saja modus penipuan kartu kredit di Indonesia, simak penelasannya di bawah ini. Semoga Anda bisa terhindar dari kasus penipuan kartu kredit seperti ini.
Modus pertama = jasa palsu
Kemudahan membuat kartu kredit serta prosesnya yang cepat jelas membuat nasabah tertarik. Apalagi diimingi limit tinggi. Hal inilah yang membuat jasa pembuatan kartu kredit palsu digemari masyarakat Indonesia yang masih awam mengenai seluk beluk pembuatan kartu kredit. Mereka akan dengan senang hati menyerahkan kartu identitas dan data-data penting lainnya kepada si pemberi jasa palsu.
Mayoritas jasa palsu ini beredar melalui online. Nasabah hanya diminta mengisi data dan mengirim sejumlah dana agar mendapat limit besar. Ditambah dengan proses pembuatan kartu yag tergolong cepat, yaitu 24 jam saja. Si pelaku pun menginformasikan akan mengirim kartu kredit melalui pos dalam waktu singkat. Padahal proses resmi pembuatan kartu kredit harus melalui beberapa tahap terlebih dahulu dan memakan waktu hingga berbulan-bulan karena melewati proses analisis berkali-kali.
Sebaiknya sebelum membuat kartu kredit, Anda bisa membaca tips dan triknya di Kalkulatorkredit.com agar terhindar dari kasus penipuan. Anda juga bisa mengajukan secara online melalui situs resmi bank-bank di Indonesia atau di situs kami. Prosesnya dijamin lebih aman, terpercaya dan gratis.
Modus kedua = belanja online
Berhati-hatilah saat Anda melakukan pembelanjaan lewat online. Ternyata ada juga yang masih tertipu ketika melakukan belanja online. Penipuan kartu kredit dengan modus ini terjadi ketika konsumen melakukan sejumlah pembelanjaan kemudian ketika sudah melakukan pembayaran dengan kartu kredit, barang tak kunjung datang. Ketika Anda mencoba untuk mengonfirmasi ke pihak toko online yang bersangkutan, nomornya jelas tak bisa dihubungi.
Kasus ini masih saja terjadi. Cara menghindarinya adalah dengan belanja dan transaksi di toko online yang terpercaya. Bila perlu toko online tersebut memiliki nama besar dan mengiklankan di media cetak maupun elektronik. Dan salah satu cara terbaik sebenarnya untuk menghindari penipuan belanja online adalah memilih metode pembayaran di tempat (Cash On Delivery).
Modus ketiga = pembobolan data
Penipuan kartu kredit dengan motif pembobolan data ini sebenarnya paling sering terjadi di Indonesia. Modusnya sangat beragam sehingga nasabah percaya bahwa memang pihak bank membutuhkan data nasabah untuk keperluan perbankan. Ada penipuan melalui telepon, email, pengunduhan program, sampai penawaran pemberian pinjaman dalam jumlah besar.
Biasanya penipuan melalui telepon dengan cara si penipu berpura-pura sebagai petugas bank penerbit kartu kredit korban. Kemudian dengan alasan memperbaharui data pelanggan atau menawarkan kenaikan limit, maka ia akan meminta data-data penting seperti nomor kartu kredit, PIN dan data lainnya. Bila sudah sampai meminta informasi yang penting sebaiknya segera tutup telepon Anda, karena petugas bank resmi sekalipun dilarang menanyakan data-data penting pada kartu kredit seperti PIN dan nomor CVV.
Penipuan lainnya adalah dengan metode pengiriman email. Sang penipu akan mengirim email resmi lengkap dengan logo dari bank penerbit kartu kredit. Lalu, korban diminta untuk mengisi formulir atau data-data perbankan untuk berbagai tujuan, seperti undian berhadiah atau penawaran pinjaman. Oleh karena itu, Anda harus teliti dan berhati-hati jika menerima email dari bank yang bukan penerbit kartu kredit Anda. Pun, jika harus menyertakan informasi penting yang sifatya sangat confidential sebaiknya abaikan saja.
Modus keempat = skimming
Skimming merupakan pencurian data kartu kredit nasabah tanpa diketahui sang pemegang kartu kredit. Pencurian ini dilakukan dengan meletekkan pernagkat elektronik kecil untuk menyalin informasi pada kartu kredit nabsabah. Alat tersebut bernama skimmer dan biasanya ditempel pada mesin ATM atau mesin EDC. Bentuknya yang mini mempersulit nasabah untuk mendeteksinya ketika menggesek kartu kredit.
Melalui alat tersebut si penipu berhasil memperoleh data-data nasabah. Kemudian, mereka menggunakannya untuk transaksi dan menyebabkan tagihan nasabah membengkak. Padahal nasabah tidak melakukan transaksi berlebihan seperti yang tertera di tagihan. Maka dari itu, usahakan jangan menggesek kartu kredit Anda di toko kecil dan letaknya bukan di area pusat perbelanjaan seperti mall-mall besar. Hindari juga melakukan tarik tunai kartu kredit di mesin ATM.
Dengan membaca artikel ini, semoga Anda bisa lebih waspada dalam menggunakan kartu kredit. Modus penipuan kartu kredit ini bisa menimpa siapa saja tanpa pandang bulu. Jadi, selalu berhati-hati ketika ingin melakukan transaksi kartu kredit.