Cara Negosiasi Ala Pro, Nggak Ribet tapi Efektif

Cara Negosiasi Ala Pro, Nggak Ribet tapi Efektif


Maret 4, 2025 | Kategori: Uncategorized.

Pernah nggak sih, kalian merasa negosiasi itu kayak perang? Kita masuk ke ruangan dengan mindset “Siap tempur!”, bawa strategi yang penuh power moves, dan niat buat menang. Tapi tunggu dulu—negosiasi itu bukan soal menang atau kalah. Sebenernya, negosiasi lebih mirip kayak menari. Dua orang bergerak bareng, saling sinkron, dan mencari titik temu. Buat kalian yang masih sering grogi pas harus minta kenaikan gaji, izin kerja dari rumah, atau bahkan hal kecil kayak tambahan waktu liburan, artikel ini bakal bantu banget. Yuk, kita bahas cara simpel tapi cerdas buat jadi jago negosiasi!

1. Negosiasi Itu Seni Membangun Hubungan

Kamu tahu nggak sih, kebanyakan orang tuh sering banget salah kaprah pas masuk ke meja negosiasi. Mereka datang dengan mindset yang salah—udah siap banget buat berdebat, adu argumen, atau bahkan bantah-bantahan kayak di debat kusir. Padahal, negosiasi itu sebenernya bukan soal siapa yang menang atau siapa yang kalah. Lebih dari itu, negosiasi itu seni buat ngebangun hubungan. Ya, hubungan yang saling menguntungkan, bukannya hubungan yang bikin salah satu pihak merasa dirugiin.

Coba deh kamu pikirin, hubungan yang sehat itu kayak apa sih? Pasti ada give-and-take, kan? Kamu ngasih sesuatu, tapi di sisi lain kamu juga dapet sesuatu. Nggak ada yang rugi, nggak ada yang cuma ngasih doang tanpa dapet apa-apa. Nah, negosiasi itu sama aja kayak gitu. Anggap aja kamu lagi berdansa sama partner kamu. Kalau dalam dansa, salah satu orang terlalu dominan atau cuma mikirin gerakannya sendiri, pasti jadinya gerakan kalian nggak sinkron. Bukannya terlihat seperti pasangan yang harmonis, malah jadi kayak orang yang rebutan panggung. Sama halnya dalam negosiasi, kalau kamu cuma mikirin kepentingan sendiri tanpa memperhatikan lawan bicaramu, hasilnya pasti jauh dari kata memuaskan.

Baca juga:  Cara Berbicara Agar Orang Mau Mendengarkan

Terus kamu mungkin mikir, “Jadi gimana dong biar negosiasinya bisa sinkron kayak dansa yang keren?” Jawabannya simpel tapi penting banget: persiapan! Iya, persiapan itu kunci segalanya. Kamu harus ngerti dulu apa yang kamu mau, apa yang lawan kamu mau, dan gimana caranya biar dua-duanya bisa dapet win-win solution. Persiapan ini bukan cuma soal ngumpulin data atau fakta aja, tapi juga soal memahami karakter orang yang bakal kamu ajak negosiasi. Semakin kamu tahu apa yang bikin mereka nyaman, makin gampang buat bikin hubungan yang solid. Jadi inget ya, kalau mau jago negosiasi, jangan cuma fokus ke “menang,” tapi fokuslah ke gimana caranya bikin hubungan yang kuat dan saling menguntungkan!

2. Riset Itu Kunci Utama

Sebelum masuk ke negosiasi, kalian harus tahu apa yang mau diminta dan seberapa realistis permintaan itu. Jangan asal minta tanpa tahu harga pasar!

Misalnya nih, kalian lagi nego gaji buat pekerjaan baru. Banyak orang pakai gaji sebelumnya sebagai patokan buat minta kenaikan. Tapi cara ini nggak efektif sama sekali! Kenapa? Karena kalian bisa jadi minta terlalu sedikit atau malah kebanyakan.

Solusi paling cerdas adalah riset dulu. Cari tahu rentang gaji untuk posisi tersebut di industri tempat kalian kerja. Gunakan data dari laporan industri, website seperti Glassdoor atau LinkedIn Salary Insights, atau bahkan ngobrol dengan orang-orang di jaringan profesional kalian.

Setelah tahu angka terendah, rata-rata, dan tertinggi, kalian bisa pasang target di angka yang mendekati batas atas. Tapi jangan lupa—kalian harus punya alasan kuat kenapa kalian layak dapet gaji segitu. Misalnya: pengalaman kerja, skill khusus, atau kontribusi besar yang bisa kalian kasih buat perusahaan.

Kalau kasusnya bukan soal gaji tapi hal yang lebih abstrak, kayak minta izin kerja dari rumah buat ngurus orang tua yang sakit, riset tetap penting. Cari tahu kebijakan perusahaan soal remote work dan dampaknya ke tim kalian. Bikin daftar tugas yang bisa dikerjakan dari rumah dan tugas yang harus dilakukan di kantor. Semakin jelas alasan kalian, semakin besar peluang permintaan kalian diterima.

Baca juga:  Pelajaran dari Kepemimpinan Ernest Shackleton dan Roald Amundsen

3. Persiapan Mental Itu Sebagus Persiapan Data

Negosiasi itu nggak cuma soal angka dan fakta; emosi juga banyak main di situ. Kadang kita ngerasa takut ditolak, cemas bakal dipandang rendah, atau bahkan marah kalau permintaan kita nggak dihargai. Nah, supaya emosi ini nggak bikin kacau, ada beberapa trik yang bisa dicoba:

Defensive Pessimism

Apa sih ini? Intinya, kalian realistis aja: negosiasi itu penuh tantangan dan kemungkinan gagal itu ada. Dengan mindset ini, kalian bisa fokus mikirin solusi kalau ada masalah selama proses nego berlangsung.

Emotional Distancing

Kadang kita terlalu “baper” sama hasil negosiasi karena merasa permintaan kita mencerminkan nilai diri kita sendiri. Kalau permintaan ditolak, rasanya kayak harga diri kita diinjak-injak. Padahal nggak gitu, kok! Belajar untuk nggak terlalu attached sama hasil tertentu itu penting banget supaya kalian tetap objektif dan nggak gampang tersulut emosi.

Kalau emosi udah mulai meledak, nggak ada salahnya mundur sebentar dari “lantai dansa”. Bilang aja ke lawan bicara: “Kayaknya saya butuh waktu buat mikir ulang. Bisa kita lanjutin besok?”

4. Empati Itu Superpower!

Pernah nggak mikir gimana rasanya jadi orang yang kalian ajak negosiasi? Apa sih tekanan yang mereka hadapi? Apa risiko yang mereka ambil kalau bilang “ya” ke permintaan kalian? Dan apakah mereka punya kuasa buat ngabulin permintaan kalian?

Dengan mencoba memahami posisi mereka, kalian bisa menyusun argumen yang lebih bijak dan berimbang. Misalnya: “Saya minta izin kerja remote karena saya tahu ini bisa membantu tim mencapai target X dan Y dengan lebih efisien.” Kalimat seperti ini menunjukkan kalau kalian nggak cuma mikirin diri sendiri tapi juga kepentingan tim atau perusahaan secara keseluruhan.

Oh iya, jangan lupa buat jadi pendengar yang baik selama proses nego berlangsung. Seringkali masalah dalam negosiasi bukan karena perbedaan pendapat tapi karena kurang paham posisi satu sama lain. Dengan mendengarkan dan bertanya balik (“Apa yang bikin mas/mbak ragu?”), kalian bisa menemukan peluang untuk solusi win-win yang nggak terduga.

Baca juga:  Semua Orang Pembohong! Kenali Cirinya dan Jadi Pendeteksi Kebohongan Ulung!

5. Jangan Takut Minta Apa yang Pantas Buat Kalian

Kadang kamu suka ngerasa nggak enak, ya, kalau mau minta sesuatu yang menurut kamu sebenarnya kamu pantas dapetin? Wajar sih, apalagi kalau kamu ngerasa takut di-judge sama orang lain sebagai orang yang “kemaruk” atau “ribet banget sih, nggak bisa puas-puas”. Tapi tahu nggak, ini tuh salah satu mindset yang perlu kamu ubah. Meminta sesuatu yang memang jadi hak kamu atau sesuatu yang pantas buat kamu itu nggak berarti kamu serakah kok. Justru itu adalah bentuk dari kamu menghargai diri sendiri dan tahu nilai kamu.

Kamu nggak perlu mikir kalau minta lebih itu bakal bikin kamu kelihatan buruk di mata orang lain. Selama kamu punya alasan yang jelas, rasional, dan bisa menyampaikan dengan cara yang baik—nggak pakai marah-marah atau ngotot-ngototan—orang lain biasanya bakal ngerti kok. Apalagi kalau kamu bisa nunjukin kalau apa yang kamu minta itu nggak cuma buat kepentingan pribadi semata, tapi juga ada dampak positifnya buat lingkungan atau orang-orang di sekitar kamu. Itu malah bikin orang lebih respect sama kamu.

Yang penting kamu juga harus pinter-pinter milih waktu dan tempat buat ngomongin permintaan kamu. Jangan asal nyelonong atau nyerocos di waktu yang lagi nggak pas, kayak pas orang lain lagi sibuk berat atau bad mood. Kalau kamu bisa nyari timing yang tepat dan menyampaikan permintaan kamu dengan penuh empati, mereka pasti lebih terbuka buat dengerin dan mempertimbangkan apa yang kamu mau. Jadi, jangan takut buat speak up, ya! Kamu layak dapetin apa yang terbaik buat diri kamu.

Negosiasi itu seni—bukan perang. Kalau kalian masuk dengan persiapan matang (baik data maupun mental), empati tinggi terhadap lawan bicara, dan mindset yang sehat, hasilnya pasti jauh lebih baik daripada sekedar ngotot atau pasrah aja.

Jadi mulai sekarang, anggap negosiasi bukan sebagai ajang menang-kalah tapi sebagai peluang buat menciptakan hubungan yang lebih baik dan saling menguntungkan. Selamat mencoba!

Berita lainnya


+62-815-1121-9673