hitung lemburan

Cara Hitung Lemburan per Jam


September 20, 2024 | Kategori: Uncategorized.

Kerja lembur, atau yang sering kita sebut sebagai “overtime,” memang jadi topik yang sering kita obrolin di kalangan anak muda zaman sekarang. Mungkin ada yang menganggap kerja lembur itu hal yang biasa, tapi enggak sedikit juga yang merasa keberatan. Nah, mari kita bahas lebih dalam tentang fenomena ini. Pertama-tama, kerja lembur biasanya terjadi saat kita lagi dikejar deadline atau ada proyek yang harus diselesaikan. Bayangkan aja, kamu udah capek seharian di kantor, eh tiba-tiba bos minta kamu untuk stay lebih lama supaya semua tugas beres tepat waktu. Di satu sisi, ada yang bilang ini bagian dari tanggung jawab, tapi di sisi lain, ada juga yang merasa itu bikin stres dan enggak adil.

Salah satu alasan orang-orang kerja lembur adalah untuk nambah penghasilan. Enggak dapat dipungkiri, biaya hidup sekarang ini semakin tinggi. Dari harga makanan, transportasi, sampai kebutuhan sehari-hari, semua naik. Jadi, ketika ada kesempatan untuk dapat uang tambahan lewat lembur, banyak yang langsung ambil kesempatan itu. Tapi, kadang-kadang kita juga harus mikir, seberapa banyak sih uang tambahan itu bisa bikin kita lebih bahagia? Apakah waktu kita untuk istirahat dan bersosialisasi enggak jadi berkurang? Ini pertanyaan yang perlu kita renungkan.

Ngomong-ngomong soal kesehatan, kerja lembur juga bisa berdampak negatif. Bayangkan kalau kamu terus-terusan begadang hanya untuk menyelesaikan pekerjaan. Tubuh kita pasti bakal protes. Kurang tidur bisa bikin kita gampang capek, susah fokus, dan bahkan bisa memengaruhi mood. Untuk anak muda yang lagi mengejar mimpi, kesehatan itu penting banget. Kita perlu menjaga keseimbangan antara kerja keras dan istirahat. Jangan sampai karena terlalu fokus pada kerja lembur, kita jadi lupa buat merawat diri sendiri.

Baca juga:  Cara Menghitung Luas Tanah

Belum lagi, ada juga yang merasa kerja lembur itu jadi semacam budaya di tempat kerja. Kayak semua orang berlomba-lomba buat nunjukin seberapa “dedicated” mereka dengan tetap bertahan lebih lama di kantor. Padahal, ini bisa jadi bumerang. Kadang, orang-orang yang kerja lembur justru enggak produktif karena udah capek mental dan fisik. Jadi, penting banget buat perusahaan untuk menghargai waktu karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

Di sisi lain, banyak juga yang menikmati kerja lembur karena bisa lebih fokus tanpa gangguan. Di jam-jam kerja normal, pasti banyak interupsi dari rekan kerja atau suara bising di sekitar. Nah, saat lembur, suasananya bisa jadi lebih tenang. Beberapa orang malah merasa lebih produktif dan bisa menghasilkan ide-ide kreatif saat malam hari. Mungkin karena suasananya yang lebih santai atau simpel karena enggak banyak orang di sekitar.

Kita juga harus ingat bahwa setiap orang punya batasan masing-masing. Ada yang bisa tolerir lembur setiap minggu, tapi ada juga yang cepat burnout setelah beberapa kali. Penting untuk mengenali diri sendiri dan memahami kapan waktu yang tepat untuk bilang “tidak” pada lembur. Jangan sampai ambisi untuk sukses mengorbankan kesehatan mental dan fisik kita. Keseimbangan itu kunci!

Saat ini, banyak perusahaan mulai memperhatikan kebijakan kerja lembur mereka. Beberapa sudah menerapkan sistem fleksibel di mana karyawan bisa memilih jam kerja mereka sendiri atau bahkan bekerja dari rumah. Ini jadi solusi yang menarik bagi mereka yang ingin menghindari lembur berlebihan. Dengan fleksibilitas ini, karyawan bisa lebih mudah menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Misalnya, kamu bisa menyelesaikan tugas di rumah sambil tetap punya waktu untuk bersantai atau berkumpul dengan teman-teman.

Baca juga:  Rumus Mudah Menghitung Selamatan Orang Meninggal

Namun, meskipun ada kebijakan fleksibel, tantangan tetap ada. Kadang-kadang sulit buat kita untuk menarik batasan antara kerja dan waktu pribadi ketika bekerja dari rumah. Rasanya seperti pekerjaan itu enggak pernah berhenti. Jadi, penting untuk menetapkan rutinitas yang jelas agar kita tetap bisa menikmati waktu istirahat tanpa merasa terbebani dengan pikiran pekerjaan.

Kita juga tidak boleh melupakan sisi positif dari lembur. Ada kalanya kerja lembur bikin kita dekat dengan rekan kerja. Saat semua orang sama-sama lembur, suasana bisa jadi lebih akrab dan seru. Kita bisa saling bantu dan berbagi cerita sambil menyelesaikan tugas. Ini juga bisa memperkuat hubungan tim dan menciptakan suasana kerja yang lebih solid.

Tapi, jangan sampai semua itu membuat kita lupa untuk memberi diri kita waktu istirahat. Jangan ragu untuk mengambil cuti atau liburan ketika diperlukan. Kita semua butuh recharge agar tetap semangat dalam bekerja. Menghabiskan waktu dengan keluarga atau teman juga penting untuk menjaga kesehatan mental kita.

Cara menghitung lembur per jam di Indonesia didasarkan pada peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, khususnya melalui Undang-Undang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2021. Berikut adalah langkah-langkah dan rumus yang digunakan untuk menghitung lembur per jam:

1. Menghitung Upah Per Jam

Upah per jam dihitung berdasarkan upah bulanan karyawan, termasuk gaji pokok dan tunjangan tetap. Rumusnya adalah: $ \text{Upah per jam} = \frac{\text{Upah bulanan}}{173} $ Contoh:

  • Jika gaji bulanan karyawan adalah Rp 4.000.000, maka upah per jam adalah: $ \text{Upah per jam} = \frac{4.000.000}{173} \approx \text{Rp 23.121} $[2][3][5].
Baca juga:  Cara Menghitung Persen

2. Menghitung Lembur Pada Hari Kerja

Pada hari kerja, lembur dihitung dengan rate sebagai berikut:

  • Jam pertama lembur: 1,5 kali upah per jam.
  • Jam kedua dan seterusnya: 2 kali upah per jam[3][5].

Contoh:

Jika karyawan bekerja lembur 3 jam pada hari kerja, maka perhitungannya adalah:

  • Jam pertama1,5×Rp 23.121=Rp 34.681
  • Jam kedua2×Rp 23.121=Rp 46.242
  • Jam ketiga2×Rp 23.121=Rp 46.242
  • Total upah lembur: $\text{Rp 34.681} + \text{Rp 46.242} + \text{Rp 46.242} = \text{Rp 127.165}$[3].

3. Menghitung Lembur Pada Hari Libur

Pada hari libur, perhitungan lembur berbeda tergantung pada jumlah hari kerja per minggu.

Perusahaan dengan 5 Hari Kerja Seminggu

  • 8 jam pertama: 2 kali upah per jam.
  • Jam ke-9: 3 kali upah per jam.
  • Jam ke-10 sampai ke-11: 4 kali upah per jam[5].

Perusahaan dengan 6 Hari Kerja Seminggu

  • 7 jam pertama: 2 kali upah per jam.
  • Jam ke-8: 3 kali upah per jam.
  • Jam ke-9 sampai ke-10: 4 kali upah per jam[5].

Contoh untuk perusahaan dengan 5 hari kerja seminggu:

  • Jika karyawan bekerja lembur 6 jam di hari libur, maka perhitungannya adalah:
    • 6 jam x 2 x 1/173 x upah sebulan[5].

4. Batasan Waktu Lembur

Lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 4 jam dalam satu hari dan 18 jam dalam satu minggu[1][4].

Dengan mengikuti langkah-langkah dan rumus di atas, Anda dapat menghitung upah lembur karyawan dengan akurat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Sources:

[1] mekari.com

[2] www.jurnal.id

[3] www.talenta.co

[4] www.hadirr.com

[5] www.online-pajak.com

Berita lainnya


+62-815-1121-9673