entrepreneurship

Pengertian Entrepreneurship Sebagai Sebuah Ilmu dan Perkembangannya


November 10, 2022 | Kategori: Uncategorized.

Table of Contents

Perkembangan Sejarah Entrepreneurship

Perkembangan entrepreneurship ditinjau dari sejarahnya dapat dibedakan menjadi lima Pengertian utama. Kelima paham tersebut adalah: French school, German school, Austrian school, American school, dan England school.

Pengertian Entrepreneurship

Menurut French school

Pengertian Entrepreneurship -Tokoh dalam French school adalah Nicolas Baudeau (1730-1792), menambahkan pengertian entrepreneur dengan mengemukakan bahwa entrepreneur adalah seorang inovator. Pendapat ini dikemukakan dalam konteks petani di mana petani yang juga entrepreneur dalah petani yang mampu menerapkan teknik-teknik baru yang untuk  menghasilkan lebih bayak tanaman dan mengurangi biaya tanam sehingga mampu menghasilkan profit yang jauh lebih besar dari petani-petani biasa. Untuk menjadi entrepreneur yang inovatif, dibutuhka kemampuan (ability) dan kecerdasan (intelligence).

Menurut Germkan School

Salah satu tokoh dalam Germkan School adalah Mangoldt (1824-1858), Menurut Mangoldt, risiko bagi seorang entrepreneur dideskripsikan seperti kondisi sebuah perusahaan ketika memproduksi barang untuk memenuhi pesanan atau yang dijual langsung ke pasar. Analogi ini digunakan untuk menggambarkan hubungan antara natureof production dengan tingkat risiko. Pada saat perusahaan melakukan produksi untuk memenuhi pesanan, risikonya kecil.

Namun pada saat perusahaan melakukan produk untuk memenuhi pasar, risikonya akan lebih besar karena permintaannya tidak jelas dan harga produknya pun tidak jelas. Semakin lama barang dijual, maka risikonya akan semakin besar. Sebaliknya, semakin cepat barang dijual, maka risikonya akan semakin kecil.

Dari contoh diatas, entrepreneur dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

  1. innovator atau inventor yang mengembangkan produk sehingga mereka membutuhkan waktu lama dan harus menciptakan permintaannya sendiri serta
  2. opportunist entrepreneur (entrepreneur oportunistik) yang sadar dengan perubahan trend an dapat menjadikan tren tersebut sebagai peluang entrepreneur oportunistik mengestimasikan permintaan untuk barangnya sendiri.

Menurut Austrian School

Tokoh dari Austrian School adalah Leon Walras (1834-1910), Leon Walras mengatakan bahwa ada empat faktor produksi, yaitu tenaga kerja, pemilik lahan, kapitalis, dan entrepreneur, mereka memiliki peran yang berbeda. Koordinasi dan pengawasan tidak termasuk ke dalam tugas seorang entrepreneur karena tugas-tugas tersebut telah dilimpahkan kepada manajer.

Entrepreneur lebih mengarah pada perkembangan ekonomi karena mereke melihat dan mengidentifikasi kesempatan. Pentingnya entrepreneur untuk menignkatkan pertumbuhan ekonomi semakin menjadi kebutuhan di abad ke-20 ini (Baumol, 1968).

Hayek (1937) melihat masalah dari fundamental dari seorang entrepreneur adalah membuat keputusan saat ini mengantisipasi keputusan yang akan diambil oleh pihak lain di masa depan. Artinya, entrepreneur adalah orang yang sadar dengan adanya perbedaan di pasar dan akan mengambil kesempatan yang menurut mereka tidak dilihat orang lain (Kirzner, 1982).

Entrepreneur adalah orang yang bertindak seperti ilmuwan. Mereka melihat teori mereka sendiri untuk mengartikan sebuah kejadian dan membuat prediksi. Entrepreneur belajar melalui pengalaman mereka sendiri dan dapat mebuat pola untuk mengartikan sesuatu dengan baik, menghindari kekliruan dan kerugian (Loasby, 1983).

Menurut American School

Tokoh-tokoh dalam American School adalah Amasa Walker (1799-1875), Amasa walker mangekui peran entrepreneur sebagai pencipta kemakmuran. Oleh karena itu, entrepreneur seharusnya dibedakan dengan kapitalis. Francis A. Walker mengemukakan pendapat yang senada dengan Amasa Walker dan menambahkan bahwa kegiatan bisnis yang sukses membutuhkan kemampuan yang khusus dan kesempatan.

READ  Pentingnya Pertumbuhan Ekonomi

Entrepreneur yang berhasil memiliki kemampuan memprediksi, kemampuan administrasi dan organisasi, serta kepemimpinan yang baik. Francis A. Walker mengklasifikasikan entrepreneur ke dalam empat jenis, yaitu:

  1. the rarely gifted person (orang-orang yang memiliki kemampuan khusus) dengan karakteristik memiliki kemampuan memprediksikan masa depan, tenang atau stabil meski dalam situasi yang gawat, serta dapat memotivasi dan memimpin orang lain;
  2. person with a high order talent (orang yang memiliki talenta lebih) dedngan karakteristik memiliki ilmu khusus yang sangat ia kuasai,bijak, bertindak cepat, tepat, dan tenang;
  3. persom who do reasonably well in business (orang yang melaksanakan bisnis dengan sangat baik) dengan karakteristik selalu menjalankan bisnis dengan sebaik-baiknya, tekun, serius, dan bukan semata-mata hanya karena jenius; serta
  4. person who neber do wells (orang yang tidak termasuk ke dalam ketiga kategori di atas) dengan karakteristik kemungkinan mereka keliru menngidentifikasikan pekerjaan mereka dan memang mereka kurang beruntung.

Walker mengatakan bahwa profit adalah penghasil dari seorang entrepreneur atas kemampuan atau talentanya.

Menurut England School

Pemahaman entrepreneur dari perspektif England School, dapat dipelajari dari Adam Smith. Konsep Adam Smith mengenai motivasi untuk menjadi pencipta kemakmuran sangat memengaruhi konsep entrepreneurship. Berbicara mengenai entrepreneurship, Smith lebih berfokus pada profit yang diperoleh.

Profit yang diperoleh merupakan penghargaan dari risiko atas modal yang ditanamkan atau dengan kata lain, profit sangat dipengaruhi oleh tingkat investasi. Menurut Smith, entrepreneur menciptakan kekayaannya memlalui profit dari hasil investasi yang berisiko. Smith pun berpendapat bahwa seorang entrepreneur adalah kapitalis.

Terinspirasi dari Adam Smith, Jeremy Bentham pun menciptakan konsep the wealth of nation (kekayaan negara). Namun Bentham tidak secara khusus meneliti entrepreneur. Bentham berpendapat bahwa individu yang memiliki imajinasi dan inovasi akan mendorong kemajuan masyarakat suatu negara. Dia juga berpendapat bahwa seorang entrepreneur adalah seorang innovator.

Dalam Defense of Usury (1787), Bentham berpendapat bahwa tingkat bunga yang tinggi akan memengaruhi entrepreneur yang satu dengan yang lainnya dalam hal menanggung risiko (taking  risk) dalam pendanaan proyek baru.

Terdapat tiga alasan mengapa sekolah-sekolah di Inggris tidak membedakan entrepreneur dan kapitalis, sedangkan sekolah di Prancis membedakanya. Perbedaan tersebut adalah:

  1. entrepreneur berasal dari bahasa Prancis yang tidak terdapat dalam bahasa inggris dan
  2. hukum Prancis membedakan antara kepemilikan modal dan kepemilikan bisnis. Pendekatan Prancis adalah analisis ekonomi mikro, sedangakan Inggris menggunakan analisis ekonomi makro. Namun pada perkembangan selanjutnya, Inggris menggunakan pendekatan neoklasik yang berfokus pada ekonomi mikro. Meskipun demikian, analisis yang dilakukan berfokus pada level perusahaan, bukan pada entrepreneur atau pemilik bisnis, dan teori-teori yang digunakan berdasarkan kepada penawaran-permintaan, produksi, dan konsumsi.

Demikianlah penjelasan kali ini tentang Pengertian Entrepreneurship Sebagai Sebuah Ilmu dan Perkembangannya, Semoga artikel ini bisa bermamfaat dan menambah wawasan anda tentang Entrepreneurship, Trimakasih…

Baca juga:  Cas Cis Cus dalam Bahasa Lain Hanya Dalam 6 Bulan

Berita lainnya


+62-815-1121-9673