Pendeteksi Kebohongan Ulung

Semua Orang Pembohong! Kenali Cirinya dan Jadi Pendeteksi Kebohongan Ulung!


Februari 21, 2025 | Kategori: Uncategorized.

Oke, jadi gini, jangan panik ya. Tapi, ternyata orang di sebelah kanan kamu itu pembohong. (Hehe, bercanda). Eh, tapi serius, orang di sebelah kiri kamu juga pembohong. Dan yang duduk di kursi kamu sekarang, ya kamu sendiri, juga pembohong. Kenapa? Karena kita semua memang pembohong!

Mungkin kedengarannya kayak tuduhan serius banget, tapi sebenarnya ada penelitian yang menjelaskan kenapa kita semua bisa berbohong. Tujuan gue kali ini adalah buat ngajarin gimana cara jadi ‘lie spotter’ alias pendeteksi kebohongan yang jago. Nggak cuma itu, gue juga bakal bahas kenapa kita harus berusaha lebih keras buat jadi pencari kebenaran dan, akhirnya, pembangun kepercayaan.

Kenapa Kita Bohong?

Kamu pernah nggak sih mikir kenapa kita sering banget bohong atau dibohongin? Gue tahu kedengarannya rada nyakitin, tapi faktanya, bohong itu semacam tindakan kerjasama antara yang bohong sama yang dibohongin. Kenapa gue bilang gitu? Karena tanpa ada orang lain yang percaya, kebohongan itu nggak bakal punya efek apa-apa. Jadi, kalau pada akhirnya kamu pernah dibohongin, ya sebenarnya itu juga karena kamu setuju buat jadi bagian dari kebohongan itu. Kamu kan pasti pernah denger istilah “dibohongin setengah mati”? Nah, itu karena ada bagian dari diri kamu yang memilih buat percaya sama kebohongan itu, meskipun di dalam hati kecil kamu mungkin udah tahu ada yang nggak beres.

Tapi, jangan salah paham dulu. Nggak semua kebohongan itu jahat atau punya niat buruk. Kadang, kita secara nggak sadar ikut serta dalam kebohongan demi menjaga hubungan sosial atau melindungi perasaan orang lain. Misalnya aja, ketika kamu bilang ke temenmu “lagunya bagus” padahal sebenarnya kamu nggak suka sama sekali. Atau waktu kamu bilang “nggak kok, kamu nggak gemuk” ke sahabat kamu padahal dalam hati kamu tahu kebenarannya. Semua itu dilakukan atas dasar kebaikan bersama dan untuk menjaga harmoni sosial yang udah ada. Kadang-kadang kita merasa perlu buat kasih sedikit bumbu manis dalam hubungan sosial kita biar semua berjalan lancar dan nggak ada yang merasa tersinggung atau sakit hati. Dan itulah alasan kenapa kadang kita memilih buat berbohong meskipun dalam skala kecil.

Baca juga:  Contoh Bisnis Planning

Jumlah Kebohongan

Gila banget, ya, ternyata kita bisa dibohongi antara 10 sampai 200 kali sehari. Kebayang nggak tuh? Banyak banget! Tapi, sebenernya banyak dari kebohongan itu cuma white lies alias kebohongan kecil yang nggak bikin orang lain rugi. Misalnya aja, ada penelitian yang bilang kalau orang asing baru kenal bisa bohong sampai tiga kali dalam 10 menit pertama ketemuan. Kebayang nggak, baru kenalan udah banyak bohongnya!

Lebih parahnya lagi, kita tuh lebih sering bohong ke orang asing dibanding ke rekan kerja sendiri. Jadi, hati-hati aja deh kalau ngobrol sama orang yang baru dikenal. Terus, ternyata extrovert tuh lebih sering bohong daripada introvert. Jadi kalo kamu lebih suka nongkrong dan ngobrol sama banyak orang, ada kemungkinan kamu lebih sering ngibul dibanding teman-temanmu yang pendiam.

Cowok tuh biasanya lebih sering bohong soal diri mereka sendiri. Mungkin biar keliatan keren atau jago gitu kali ya? Sementara cewek lebih sering bohong buat melindungi orang lain, mungkin buat jaga perasaan temen atau keluarga. Jadi, kebohongan tuh beda-beda tergantung siapa yang ngomong dan kenapa.

Nah, buat kamu yang udah menikah, siap-siap aja deh, karena kemungkinan besar kamu bakal bohong ke pasanganmu satu dari setiap 10 interaksi. Tapi kalau kamu belum menikah, ya ampun, bisa-bisa tiga kali lebih sering bohong daripada yang udah nikah. Jadi, mungkin kalau mau kurangi kebohongan, nikah bisa jadi salah satu solusinya kali ya? Hahaha!

Kebohongan dan Evolusi

Jadi gini, kebohongan tuh sebenernya udah ada sejak lama dan punya peran penting dalam perkembangan kita sebagai manusia. Ya, mungkin kamu mikir kalau bohong itu cuma buat nutupin kesalahan atau ngehindarin masalah, tapi ternyata ada alasan lebih dalam kenapa kita bisa bohong. Sebagai spesies yang cerdas, kita punya otak yang berkembang dengan neokorteks yang lebih besar dibandingkan makhluk-makhluk lain. Nah, otak bagian ini yang bikin kita bisa mikir lebih kompleks, termasuk soal strategi sosial kayak bohong.

Baca juga:  Berbicara Efektif dalam Situasi Spontan

Misalnya nih, ada cerita tentang Koko si gorila yang terkenal karena dia bisa bahasa isyarat. Suatu hari, Koko lagi main sama anak kucingnya. Tiba-tiba, wastafel jatuh dari dinding. Waktu pelatihnya nanya siapa yang bikin wastafel jatuh, Koko malah nunjuk anak kucingnya! Padahal jelas-jelas anak kucingnya nggak mungkin bisa ngelakuin itu. Ini contoh gimana spesies dengan otak yang lebih maju juga bisa punya kemampuan buat bohong. Jadi, bohong nggak cuma sekedar buat nutupin kesalahan, tapi juga bagian dari kecerdasan sosial yang berkembang seiring evolusi kita.

Bagaimana Mendeteksi Kebohongan?

Mendeteksi kebohongan itu sebenarnya kayak seni tersendiri, dan nggak semua orang bisa jago dalam hal ini. Trained lie spotters atau pendeteksi kebohongan yang udah terlatih tuh bisa baca situasi dan ngungkapin kebenaran dengan tingkat akurasi sampai 90%. Nah, beda nih sama kita yang awam, yang cuma bisa nebak dengan akurasi sekitar 54%. Kenapa bisa gitu? Soalnya, ada pola-pola tertentu yang sering muncul waktu orang berbohong, dan banyak dari kita mungkin nggak nyadar atau nggak terlalu peka sama tanda-tanda ini.

Ada dua pola utama yang bisa kamu perhatiin kalau mau mendeteksi kebohongan: lewat ucapan dan bahasa tubuh. Contohnya nih, orang yang lagi bohong biasanya lebih milih ngomong pake bahasa formal dibandingkan bahasa sehari-hari yang lebih santai. Mereka juga sering kali pake cara ngomong yang seolah menjauhkan diri mereka dari subjek yang lagi dibahas. Ini kayak usaha buat bikin jarak antara mereka dan kebohongan yang lagi diutarain.

Nah, kalau soal bahasa tubuh, kita jangan keburu percaya sama stereotip lama. Kita mungkin mikir kalau orang yang bohong tuh bakal gelisah atau banyak gerak, padahal kenyataannya nggak gitu. Justru, banyak pembohong malah cenderung membekukan tubuh bagian atas mereka waktu lagi bohong. Jadi, bukannya gerak-gerak terus, mereka malah berusaha untuk tetep tenang dan nggak terlalu banyak bergerak. Ini semacam trik biar keliatan lebih meyakinkan dan nggak terbongkar kebohongannya. Jadi, kalau kamu mau jago mendeteksi kebohongan, penting banget buat ngerti dan ngeliat pola-pola ini dengan jeli.

Baca juga:  Cara Menghitung Zakat Pertanian

Contoh Nyata

Kamu pasti pernah denger cerita-cerita yang bikin gak habis pikir karena kelakuannya nggak masuk akal. Contoh nyata yang paling terkenal itu ada video dari John Edwards. Jadi, dia tuh kedapatan ngaku siap tes DNA buat anak di luar nikahnya, tapi sambil geleng kepala kayak orang yang bilang ‘nggak’. Nah, gimana tuh? Orang-orang jadi bingung, ini serius mau tanggung jawab atau cuma mau ngilangin isu aja?

Terus ada lagi cerita yang bener-bener bikin merinding dari seorang ibu bernama Diane Downs. Bayangin aja, dia tega banget nembak anak-anaknya sendiri. Tapi yang lebih bikin kaget, dia malah nyalahin orang asing dengan muka yang tenang banget seolah-olah nggak ada yang salah. Gimana bisa ya ada orang yang tega kayak gitu ke anak-anaknya sendiri?

Nah, beda banget nih sama cerita dari Erin Runnion. Kamu akan lihat perbedaan yang jelas banget soal kebohongan dan kejujuran. Erin Runnion ini, dia nunjukin kesedihan yang asli banget waktu dia harus berhadapan langsung sama pembunuh anaknya di pengadilan. Nggak ada pura-pura, semua emosinya terpancar jelas. Dari sini kita bisa lihat, kebohongan tuh ya nggak bisa selamanya disembunyikan. Pada akhirnya, kebenaran bakal muncul dan kebohongan bakal ketahuan juga. Memang susah ya kalau udah ketahuan bohong, apalagi kalau taruhannya adalah sesuatu yang sepenting nyawa orang lain.

Dengan meningkatkan kepekaan terhadap gejala kebohongan dan menjaga kejujuran dalam hubungan, kita dapat menciptakan suasana di mana kebenaran dihargai dan kebohongan dapat diminimalkan.. Jadi yuk mulai sekarang kita jadi lebih jujur dan peka terhadap tanda-tanda kebohongan di sekitar kita!

Berita lainnya


+62-815-1121-9673