
Tujuan Dasar Penelitian
Secara umum tujuan dasar penelitian memiliki dua kategori, yaitu yang berkenaan dengan objek serta yang berkenaan dengan teori dan metode. Seperti disampaikan sebelumnya bahwa sebuah penelitian harus memiliki tujuan yang jelas. Tanpa adanya tujuan, sebuah penelitian tidak akan menemukan arahnya. Seperti sebuah kompas, tujuan penelitian akan mengantarkan seorang peneliti pada objek yang dikajinya.
Tujuan yang pertama disesuaikan dengan objek dan permasalahan yang akan dikaji. Tujuan ini harus disamakan dengan permasalahan yang diajukan. Jika dalam sebuah penelitian memiliki tiga pertanyaan permasalahan, akan membuat tujuan melebar atau kurang dalam pembahasan. Tujuan inilah yang nantinya akan dikaji dalam bab pembahasan dalam sebuah penelitian.
Pada tujuan yang kedua, penelitian dimaksudkan untuk mengembangkan sebuah teori atau metode yang digunakan. Sebuah penelitian dengan teori yang digunakan sejatinya sedang menguji teori tersebut apakah sesuai atau dapat digunakan. Demikian pula metode penlitiannya.
Variabel Penelitian
Petanyaan-pertanyaan yang kita munculkan dalam penelitian, biasanya berhubungan dengan variabel penelitian. Pun demikian dengan berbagai hal, baik nilai, atribut, maupun nilai
yang diteliti sehingga mendapatkan berbagai informasi, juga dikategorikan sebagai variabel penelitian.
Misalnya penelitian tentang seesorang. Variabel yang terdapa pada seseorang adalah identitas, sikap, motivasi, gaya hidup, gaya kepemimpinan, kedisiplinan, keilmuan, pendidikan, karekter, kondisi fisik, dan lain sebagainya.
Jika penelitian mengarah pada suatu objek benda, variabel yang ditemukan biasanya adalah nama benda, bentuk,warna, ukuran, dan lain sebagainya. Dalam senuah administrasi, penelitian biasanya merujuk pada variabel pemimpin, model organisasi, model kepemimpinan, model pelaporan, struktur organisasi, alur koordinasi, mekanisme kerja, dan lain sebagainya.
Dari pejelasan diatas, Dirjen Dikti Depdikbud merumuskan dengan sederhana bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek amatan seorang peneliti. Artinya, variabel merupakan faktor yang sangat berperan dalam sebuah penelitian. Tanpa adanya variabel, sulit untuk melanjutkan penelitian.
Adanya variabel ditentukan oleh kajian teori dan metode penelitian yang digunakan. Penelitian tentang apa dan bagaimana cara menelitinya akan memperlihatkan variabel-variabel penelitian yang akan digarap. Jika kajian teori diubah, variabel yang diteliti pun berubah. Meski demikian, perubahan terhadap metode penelitian tidak selalu mengubah variabel penelitian.
Oleh sebab itu, variabel penelitian ini perlu diperkuat dan diperjelas ketika awal penelitian, yaitu ketika merumuskan rancangan penelitian. Semakin sederhana rancangan penelitian tersebut, semakin sederhana pula variabelnya. Variabel-variabel itu juga memiliki perbedaan dari sisi fungsinya.
1. Variabel Dependen
Variabel ini tidak bisa berdiri sendiri. Ia senantiasa dipengaruhi atau terpengaruh oleh variabel lainnya. Tak hanya itu, karena dipengaruhi atau terpengaruh, variabel ini juga terkesan dinamis dan kerap berubah, ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas. Dengan kata lain, variabel dependen ini menjadi akibat dari variabel bebas atau variabel independen.Variadel ini juga kerap disebut sebagai variabel terikat, variabel output, variabel kriteria, dan variabel konsekuen.
2. Variabel Independen
Variabel ini juga disebut variabel bebas, variabel stimulus, variabel predictor, dan variabel antecedent. Posisi variabel
ini cukup dominan karena dapat memperngaruhi variabel lainnya, yaitu variabel dependen.
Dengan variabel ini, seorang peneliti mendeskripsikan atau menerangkan suatu objek penelitian dalam rangka mencari hubungan dengan venomena yang diobservasi.
Variabel indenpenden selalu memiliki hubungan dengan variabel dependen, seperti hubungan sebab akibat. Perhatikan contoh berikut ini.
Dari bagian di atas kita dapat menarik kesimpilan bahwa variabel independen merupakan sebab, dan variabel dependen sebagai akibat. Sebab ada komitmen kerja, maka menghasilkan produktivitas kerja.
3. Variabel Moderator
Menurut fungsinya, variabel ini memiliki posisi di tengah antara variabel independen dan variabel dependen. Posisi tersebut memberi kehendak bagi variabel moderator untuk menguatkan/memperkokoh atau melemahkan. Di sisi lain, variabel ini juga disebut sebagai variabel independen kedua, karena dapat pula memperngaruhi serta memperjelas hubungan independen dan dependen.
Bagan diatas menerangkan bahwa dependen dapat diperlemah atau diperkuat oleh moderator. Bagitu pula hubungan dengan independen. Produktivitas kerja yang merupakan hasil dari komitmen kerja dapat dipompa dengan kuat sebab adanya dorongan dari moderator. Sebaliknya, moderator dapat melemahkan produktivitas kerja.
4. Variabel Intervening
Variabel intervening berfungsi untuk menghubungakan satu variabel dengan variabel lainnya. Hubungan itu dapat menyangkut pengaruh dan terpengaruh atau sebab akibat. Untuk lebih jelasnya, contoh berikut ini dapat menjadi gambaran umum.
Terlihat diatas bahwa variabel intervening menyela di antara independen dan dependen setelah mendapat pengaruh dari moderator. Dari contoh berikut, penghasilan memengaruhi gaya hidup yang difilter melalui budaya di mana seseorang hidup. Gaya hidup ini seseorang kemudian memengaruhi harapan hidupnya.
5. Variabel Kendali
Variabel ini juga bisa disebut variabel kontrol ini berfungsi sebagai kendali atau kontrol. Maksudnya, variabel ini memberikan batasan atas variabel-variabel yang sudah ada, sehigga pembahasan suatu penelitian tidak melantur ke mana-mana. Dengan adanya variabel ini, diharapkan sebuah penelitian dapat fokus pada persoalan atau variabel yang sudah ditentukan. Perhatikan contoh berikut.
Contoh tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa suatu penghasilan memengaruhi gaya hidup seseorang. Namun demikian, gaya kesederhanaanlah yang hanya menjadi perhatian bagi seorang peneliti. Jadi, di luar gaya hidup sederhana tidak masuk dalam pembahasan.
Variabel tidak hanya seperti yang sudah dijelaskan di atas. Lima variabel tersebut dibedakan berdasarkan fungsinya. Jika dilihat dari sisi yang lain, yaitu dari data yang diperoleh, maka terjadi pembagian variabel lagi.
6. Variabel Nominal
Jenis pekerjaan, jenis kelamin, status pernikahan, status sosial, dan lain sebagainya merupakan contoh dari adanya variabel nominal. Dikutip dari quora.co.id Variabel ini bersifat diskrit dan saling pisah antara kategori satu dengan yang lain. Artinya, satu variabel sebenarnya tidak memiliki hubungan secara langsung.
Menurut Moh. Nazir (2003), data nominal merupakan variabel sederhana, yaitu angka diberikan atas objek sebagai lebel saja, dan tidak menunjukan apa pun. Ciri-ciri variabel ini adalah memiliki nama, diskrit, dan atribut. Data nominal merupakan data diskrit dan tidak memiliki urutan.
Misalnya jenis macam-macam merek mobil yakni Avanza, Xenia, Pajero, dan Fortuner. Merek mobil itu kemudian diberikan angka yang berurutan, yaitu Avanza (1), Xenia (2), Pajero (3), dan Fortuner (4). Dari urutan tersebut, tentu tidak menunjukan apa-apa, baik tingakatan haraga maupun lainnya. Angka-angka hanya menjadi lebel atau kode data peneliti agar memudahkan.
7. Variabel Ordinal
Variabel ini mengharuskan adanya susunan yang runut sesuai tingakatan masing-masing variabel. Misalnya, kakaek, ayah, anak, cucu, dan seterusnya. Kelas 1, kelas 2, kelas 3, dan seterusnya. Dalam skala Likert (dalam Moh. Nazir, 2003), susunan itu ditunjukan dengan sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju sampai sangat tidak setuju.
8. Variabel Interval
Variabel ini menggunakan logika lipatan dengan jumlah satuan yang sama. Artinya, data yang diperoleh menujukan ada jarak yang sama antara ciri atau sifat objek yand sedang diteliti.
Misalnya, 1000, 3000, 5000, 7000 dari seterusnya. Atau jarak antara gang memiliki ukuran yang interval, yaitu 2 meter, 3 meter, 4 meter, dan seterusnya. Dalam contoh yang pertama, interval yang digunakan adalah 2000, sementara dalam contoh yang kedua menggunakan interval 1 meter.
9. Variabel Rasio
Variabel rasio ialah variabel yang dalam kuantifikasinya hanya mempunyai noi mutlak. Data rasio diperoleh melalui pengukuran dengan skala rasio titik nol, sehingga data tersebut dapat dibuat perkalian ataupun pembagian. Angka pada data rasio dapat menunjukan nilai sebenarnya dari objek yang diukur.
Misalnya ada empat pekerjaan, berurutan memiliki penghasilan Rp1.000.000, Rp2.000.000, Rp3.000.000, Rp4.000.000, dilihat dengan ukuran rasio, maka pendapatan pekerja C adalah 3 kali pendapatan pekerja A. pendapatan pekerja D dalah 4 kali pendapatan pekerja A. dengan kata lain, rasio antara pekerja C dan A adalah 3:1, rasio antara pekerja D dan A adalah 4:1, sedangkan rasio antara pekerja C dan B adalah 3:2.
Demikianlah artikel kali ini semoga artikel tentang tujuan dassar penelitian dan variabel-variabel penelitian menambah wawasan anda tentang penelitian.